Selasa, 27 November 2012

Aku Sadar

"Kamu harus nurut! Pokonya sampe lain kali kamu ga dengerin aku, aku bakal marah lagi. Suka banget sih ga dengerin orang gitu. Ngeselin."
.............................................................

"Ish. Apa-apa marah. Apa-apa ngelarang. Ini-itu ga dibolehin. Diancem ini-itu ini-itu. Siapa sih dia? Orang tua bukan, tapi ngatur-ngatur hidup gw." hati kecil ku bergejolak, memenuhi semua sudut di hati. Dalam keadaan darah terasa naik ke kepala, dan siap untuk meledak, hal-hal buruk, pikiran-pikiran negatif, bahkan hal yang seharusnya bisa dicerna dengan baik, karena memang merupakan hal baik, pasti jadi pikiran buruk dalam kepala ini. Membuat mulut tidak terkontrol. Mengeluarkan seenaknya saja apa yang ada dipikiran tanpa menyaringnya.

Sebenarnya siapa yang bertindak seenaknya saja? Aku atau Dia? Berulang kali aku melakukan kesalahan yang sama. Kau tetap sabar menghadapiku. Mencoba memberi kesempatan yang sudah kau berikan puluhan kali kepadaku. Berkali-kali mengingatkan, ribuan kali kau menghela nafasmu. Mencoba menenangkan dirimu sendiri demi aku. Aku, aku yang hanya memikirkan diri sendiri, selalu beranggapan kau yang salah dan tak mengerti aku. "Kenapa ngomongnya ga baik-baik aja? padahal bisa kan kalo baik-baik aja??" pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulutku, yang seharusnya tidak aku ucapkan dan harusnya aku pikirkan dan renungkan dalam diriku.
............................................................

"Kamu kenapa sih? Kamu jadi diem? Kamu jadi aneh. HEI. Jawab! Eh jawab, kamu jangan diem aja!!" aku bingung, seketika dia diam untuk kali ini. Kemana dia yang kemarin? Dia yang selalu khawatir denganku, yang mencari-cari tau dan berusaha menghubungi ku beratus kali hanya untuk mengetahui keadaanku. Sekarang dia hanya diam. Aku salah? Ya, aku salah. Lalu, dia hanya diam saja, tak peduli dengan kesalahanku. Tidak ada ocehan dari mulut tweety nya. Sedih. Merasa dia sudah tidak memiliki rasa yang sama seperti dulu. Ada perempuan lain? Cinta yang lain? Atau, sudah tidak kuasa dengan sikapku.

Aku menyesal.... sungguh! Jangan berubah, jadilah dirimu seperti dulu. Tanpa ada campur tangan dari orang lain. Tak perlu mendengar ocehan orang lain tentang penampilanmu, atau sikapmu. Tidak perlu. Aku memang ingin kau menjadi pribadi yang lebih baik lagi, tapi tanpa campur tangan orang lain. Lihat dirimu sekarang, kau lebih sabar menghadapiku. Mengingatkan berulang-ulang kali tanpa emosi. Tidak seperti dulu, kau sekarang berubah. Itu tanpa campur tangan orang lain, dan tanpa campur tangan diriku. Aku tak pernah memaksa kau untuk merubah sikapmu, bukan? Tidak untuk menjadi lebih sabar, lebih rajin atau merubah penampilan menjadi lebih memperhatikan diri. Tidak. Kau ingat satu yang selalu aku pinta dulu? Hanya satu, aku hanya minta kau memperhatikanku.

Aku suka dengan sikapmu, semua tingkahmu. Caramu menatapku saat aku bercerita tentangku. Matamu, seperti penasaran menunggu lanjutan ceritaku. Mulut tweety-mu, tersenyum sambil melihat caraku yang aneh dalam berbicara. Lalu tertawa dan seketika tanganmu terangkat keatas menuju pipi atau hidungku. Mencoba menyubitnya dengan gemas. "Dasar anak kecil!". Anak kecil? Aku sebal melihatmu memotong ceritaku. Aku sebal kau selalu mengejekku itu. Aku bukan anak kecil. "Kamu kecil. cara kamu cerita aja kaya anak kecil. kamu anak kecil aku". Wajahnya bahagia, senyum terlukis diwajahnya. Senang sekali mengejekku anak kecil. Aku bahkan senang dengan sikapmu yang mengejekku seperti itu. Tak sadar, dirinya juga masih seperti anak kecil.

Kamu, aku rasa kamu orang yang fleksibel. Kau bisa mencuri perhatianku dengan tingkahmu yang kekanak-kanakan. Cara mu ingin dimanja, cara mu memanggil namaku seperti minta diperhatikan. Saat kamu terlelap di sofa..... "Dasar bayi" mungkin memang aku yang bersifat lebih kekanak-kanakan, tapi aku tidak mau kalah. Aku harusnya mengejekmu lebih parah. Kalau kau memanggilku anak kecil, aku memanggilmu bayi. "Kamu bayi aku. pokonya kamu bayi."
Berbeda saat kau menceramahiku, berusaha membuatku mendengar omonganmu. Kau yang terlihat cool, dan seketika berubah seperti orang dewasa. Kau benar, yang kau bicarakan bahkan selalu benar. Aku baru sadar. Aku minta maaf kalau aku terlihat tidak serius saat mendengarkan mu. Itu tidak lebih karena aku sebenarnya gemas denganmu. Aku ingin keluar dari situasi serius itu. Aku ingin bermain denganmu, aku ingin bercerita. Tapi kau tetap saja menceramahiku. Ga boleh ini itu, harus ini itu, pikir kedepannya, pikir diri aku sendiri. Hhhh--- maaf kalau aku tidak serius mendengarkan semua itu.

Kau tau? Aku tidak menyangka kita bisa sejauh ini. Denganmu, untuk waktu yang lama. Aku ingin terus seperti ini. Aku ingin dan terus ingin memegang tanganmu disaat aku takut untuk melangkah. Aku ingin dan terus ingin didekapmu disaat dunia tidak bersahabat denganku, disaat dunia terasa jungkir balik. Aku ingin dan terus ingin melihat wajahmu, membayangkan wajahmu, melihatmu di koleksi foto ku dan seketika itu terbentuk senyum dariku. Aku ingin dan terus ingin tertidur lelap seperti ini, dengan kau yang ada dibenakku sebelum aku pergi tidur. Aku ingin dan terus ingin terbangun dari tidurku, dan hal pertama yang ada dibenakku adalah senyummu. Membangun semangat untuk aktifitas ku seharian penuh. Aku ingin dan terus ingin tanganmu mengelus atau bahkan mengacak-acak rambutku. Aku ingin dan terus ingin kau selalu disampingku.

Jangan..... Tolong jangan berubah. Jangan pernah lelah denganku. Maaf...... Jika aku masih seperti anak kecil yang tidak bisa serius. Aku ingin kamu tetap bawel, tetap memarahiku dan mengingatkan aku. Kamu adalah semangat bagiku. Kamu motivasiku untuk saat ini. Sekarang aku akan mengontrol pikiran ku saat kau memarahiku. Aku baru sadar, selama ini yang kau bicarakan benar. Dan aku salah. Aku yang bertindak seenaknya saja. Aku yang harusnya sadar dan merubah sikapku. Seperti yang kau bilang, kau seperti itu pun demi aku, bukan hanya saat denganmu tapi dengan orang-orang disekitarku. Aku sadar, kau sangat peduli denganku. Kau memarahiku untuk banyak hal tetapi kau tetap ada disampingku, menerimaku.

P.S.: Aku menyayangimu dalam segala bentukmu, dulu, sekarang dan selamanya.


Senin, 26 November 2012

Surga? Bukan!

HAI. SO HAPPY I COULD DIE.

*DIE*

Cahaya nya terang sekali. Silau. Akh.. Aku tak dapat melihat keadaan sekelilingku. Apa ini? Siapa yang menarikku? Hei!! Lepaskan aku!! Tolong. Tolong aku! Toloooong!!!
.......................................

x: "Gw sakit perut"
y: "Sama gw juga. anjrit.. gw mau boker!"
z: "aduh  kebelet pipis lah ini"
a: "Jangan pada tegang gitu! rileks aja. Udah mau deket nih. Ada yang mau minum lagi ga?? udah ya?"
23 orang: "Nggaaaaa"

Di depan gerbang itu ramai. ada apaansih ini? Mereka yang berseragam menyambut gw dan 22 teman gw yang lainnya. Mereka yang mengantarkan gw dan 22 teman gw melepaskan kami didepan gerbang itu. Ritme jantung kita hampir sama. 1000/60 detik tiap menitnya. hah. Caur kan. Gw sebenernya tau apa yang terjadi ditempat itu. kenapa di depan gerbang itu rame. Gw tau. Hanya saja, gw suka berpura-pura pada diri gw sendiri, bahwa ga terjadi apa-apa. Gw harus ngasih tau apa ya..... ya pokonya gw gitu deh. sok-sokan ga ada apa-apa, ga mikirin apa-apa tapi padahal dipikirin. Yang bilang mau boker diatas aja gw. Ngok. Ha-ha-ha. Boong deeeeeng. Ga deeeeeeng, gw sakit perut. pasti kalian tau kan gimana rasanya demam panggung?

Demam panggung, you try to be senaturalisasi mungkin tapi ternyata lu mikirin hal yang sok-sokan lu natural-naturalin. Akibatnya?
1. Kringet ngucur dari ubun-ubun pala sampe ke ubun-ubun telapak kaki lu. nye
2. Sakit perut yang bikin lu bingung. (lu udah makan, udah ngelakuin tradisi tiap pagi: nyetor ke tempat terindah lu buat ngelamun, tapi tetep sakit perut. bingung.)
3. Badan lu terasa dingin padahal anginnya ga terlalu gede (serem juga kalo angin gede)
5. Kaki lu berasa bergeter
6. Merinding
7. Pusing 7 keliling 8 tanjakan 9 turunan 10 belokan 11 jalan lurus 12 perempatan 13 pertigaan 14 perduaan............. engh. perduaan.
8. Pengen muntah
9. Nyamuk malaria gigit lu
10. Demam
11. Kejang
12. Muntaber
14. Cacar air
15. Gw berlebihan ekstra menjijikan

STOPPPPP!!!! Tidaaaaakk penyakit gw kambuh. Lebay kalo ngadepin sesuatu. Ha. Yang diatas yang bener cuma beberapa point aja ko. tapi kalo lu ngerasa semua point itu benar saat lu demam panggung. yaudah. Lu caur berarti. Jokowow harus jadi Jokowi kalo lu demam panggung sampe begitu.

Eh, biar lebih kuwl, demam panggungnya kita sebut stage fright aja. K! (tryin to be kuwl abis gugel translet).
Sekarang biar lebih efisien gw singkat jadi DP (demam panggung) abis kalo SF(stage fright) jadinya gimana gitu. ga enak. Nah gara-gara point-point di atas tadi. Biasanya si-yang-terkena-DP dapet wejangan dari temen-temennya. seperti:
1. Di omongin (dikasih tau biar ga tegang, ditenangin)
2. Di puk-puk
3. Di bilang "yelah selow aje si. hadepin aja"
5. Di suruh nyari batu yang pas buat di genggam di tangan...... Ha. 
6. dsb.

Nah lanjut, abis dilepas dan disambut itu.....
Gw dan 22 teman gw, memulai drama kami. Cerita yang ga bakalan ada abisnya kalo gw ceritain disini. Drama selama 5 hari itu, dipanggung yang megah nan berkah serta istimmewwa (cibi cibi cibi). Pengalaman deh pokonya! wohouu. yeaah

Hari terakhir di 5 hari drama itu. Ada upacara pe...penyumpitan. Eh, penyematan -_-v gw males mencet tombol backspace jadi gw biasanya apa yang gw pikirin beneran gw tuang kesini. sampe basah gitu deh. Ngek. 

Gara-gara hari itu, gw jadi anak rantau. Gw jauh dari orang tua gw, pacar dan temen-temen yang berada di rumah gw dan sekitarnya. Hixx. Ada seneng sama sedihnya. Pasti.

Sedihnya, ya gw jauh dari orang-orang terkasih. Gw sering banget homesick. Apalagi abis ditelpon emak sama bapak. Nyonyoooo. rasanya mau muntahin yang ada dimata gw. Pacar gw juga, gw jauh dari dia. Tau kan artinyaa apa? GW LDR. Ngeselin. rasanya kalo udah telponan tuh ya, pengen gitu sambil meluk. Kaya dulu gw masih dirumah. Gw main kerumah dia. Dia kerumah gw. Sesuka hati aja kalo emang lagi pengen sayang-sayangan :D ha-haha. oke stop. Jauh dari temen-temen gw jugaaak!! Aaaaa gilak, gw kangen menjelajahi rumah temen-temen gw. Kalo ga ada kerjaan dirumah (padahal ada terus), gw mumet gitu, bosen, gw main aja kerumah temen-temen gw. Biasanya sampe ketiduran. Maghrib baru balik kerumah. Ga ngapa-ngapain begitu doang kerjaan gw.....

Senengnya,,,,, *jeng jeeeeeeng jeng jerengjeeeeng* gw punya keluarga baruuk!!! yeah. Keluarga baru gw gila semua. Jadi gw kan ga ada keluarga di negeri rantau ini, nah pertama kali gw menginjakkan negeri ini, gw diterima di suatu perkumpulan gitu. Perkumpulan keren pokonya. Keluarga baru gw ada mamahnya, ayah, bunda, mama, teteh, abang, sesepuh, orang gila, orang gila, ga waras, orang gila, orang gila. pokonya lengkap deh tapi entah kenapa kebanyakan yang pada rada gitu. Gw ga tau itu keluarga baru gw paada temenan sama siapa sebelumnya. Semua pada rada gitu..... Kadang ngeri mikirin mereka. Sekarang aja gw takut :| 
Oya selain yang sebaya sama gw, ada juga teteh-teteh dan akang-akang beneran :) mereka baik................. hehe baik.................. baik banget :) unyuk :3 dsb

....................................

"Kamu sekarang ada di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Selamat datang, Indah Arini Nurkamila."
:| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| :| 
hah apa? jadi gw bukan di surga? bukannya tadi gw mati? cahaya terang tadi apa? yang silau itu? gw dimana? Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional? Yang di Jogja itu? Yang selama ini gw ikutin tes demi tes? OH. Ga jadi mati dong gw.

.....................................
Setelah sekian lama ga ngepost di blog, gw ngepost hal spam lagi. Sial. Yaudahlah gitu lah pokonya. See youuu on my next post :D cau cau cau. 

P.S.: terjadi banyak kesalahan dalam penulisan gw diatas. Gw ngindarin angka sial. gw nyambung-nyambungin bahasa dan sebagainya. Apakah kalian sadar? Atau kalian terlalu fokus dan enjoy dengan post gw? muahahaha :D tetap teliti kawan-kawan!